Resume buku “Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia”

Judul Buku : Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrorechnopreneur Indonesia

Penulis : E. Gumbira Sa’id

Penerbit : IPB Press

Istilah agrotechnopreneur baru muncul di awal tahun 2000-an sebagai respon atas maraknya penggunaan istilah technopreneur di bidang bisnis berbasis teknologi. Agropreneurship adalah berbagai upaya yang dilakukan pihak-pihak khususnya wirausaha dalam memanfaatkan peluang industri agribisnis (Brathwaite, 2009).

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga cukup banyak ditemukan individu yang berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, para petani dan calon agropreneur harus memiliki cara berpikir dan bertindak sebagai wirausahawan. Pemikiran wirausaha akan membantu mereka mengembangkan kesadaran terhadap berbagai peluang bisnis yang terbuka luas, dan keyakinan untuk membangun keberhasilan untuk mencapainya. Salah satu contoh petani yang sukses yaitu para petani di bagian selatan Taiwan, terutama Kaoshiung. Mereka adalah golongan manusia terkaya yang kemungkinan besar jati dirinya adalah petani. Begitu juga dengan petani di Provinsi Oita, Jepang, yang petaninya berhasil hidup dengan sejahtera. Mereka memiliki gerakan pemberdayaan pertanian dan hasil alam yang sangat menunjang bagi kemajuan negaranya. Hal yang dapat dilakukan untuk menunjang keberhasilan menjadi agropreneur salah satunya adalah melakukan riset dengan mengumpulkan berbagai rujukan tentang cerita keberhasilan dan kiat-kiat para agropreneur terdahulu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan bisnis global menjadi semakin kompetitif ditambah dengan keterbatasan sumber daya serta implementasi berbagai kebijakan pemerintah atau kelompok pemerintah dalam skala internasional, regional, maupun lokal telah menarik masyarakat dunia. Untuk menghadapinya, kitra perlu suatu strategi yang tepat dan dapat diintegrasikan pada industri-industri manufaktur. Berikut ini ada yang disebut dengan adaptasi sembilan elemen kunci ekoefisiensi yang dapat meningkatkan daya saing global diantaranya : aspek-aspek kepemimpinan (leadership), kemampuan untuk meninjau ke depan (foresight), budaya perusahaan atau bisnis yang mendukung (corporate culture), teknik manajemen (management tools), daur hidup manajemen (life cycle management), riset dan pengembangan, proses produksi dan operasi, aspek pemasaran, serta layanan purna jual dan pemanfaatan kembali limbah.

Selain 9 faktor di atas, kita juga perlu memiliki bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta berinovasi untuk menghadapi persaingan global. Salah satu negara yang bisa dikatakan sukses dalam hal inovasi yaitu negara Malaysia dengan produk bisnis halalnya. Pemerintah Malaysia menjadikan negaranya sebagai pusat pangan halal internasional pada tahun 2010. Bisnis tersebut meningkatkan pangsa pasar halal dunia dari 1% menjadi 5% pada tahun 2010.

Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kita juga ingin melakukan suatu inovasi yang dapat memberikan kemajuan bangsa Indonesia. Ada beberapa tokoh agrotechnopreneur Indonesia yang patut kita contoh usaha dan strateginya, diantaranya adalah Bob Sadino, Danny K. Rusli, dan Tatang Hadinata.

Bob Sadino

Bob Sadino bukan hanya seorang pionir agribisnis, tetapi juga seorang mentor bagi para pelaku bisnis di Indonesia. Dengan ketekunannya, ia bersama istrinya berhasil membangun supermarket kem Chicks yang menjual beragam produk agribisnis dan agroindustri dengan mutu tertinggi. Strategi beliau yaitu dimulai dengan mencari apa yang diinginkan pasar, bukan menanam lahan yang belum tentu ada pasarnya. Hal inilah yang mengantarkan beliau kepada kesuksesan selain usaha dan ketekunan.

Danny K. Rusli

            Beliau merupakan perintis bisnis aerofonik di Indonesia yang sukses dimana proses aerofonik tersebut terjadi di rumah kaca. Hal ini merupakan inovasi bisnis yang cukup berperan dalam kemajuan IPTEK indonesia.

Tatang Hadinata

Beliau merupakan lulusan teknik sipil yang mulai bisnisnya dengan menanam melon pada tahun 1983 di pasir muncang, Megamendung, Borgol. Ia adalah seorang agropreneurship yang inofatif dan loyal kepada lingkungannya. Pendiri dan pemilik P.T. Saung Mirwan ini membudidayakan sayuran eksotik yang bermutu tinggi dan dikonsumsi oleh kalangan menengak ke atas.

Paparan di atas tentunya dapat kita jadikan sebagai inspirasi motivasi untuk selalu berinovasi. Walaupun para agropreneur di negara lain pada kenyataannya sudah jauh lebih baik daripada Indonesia, kita harus mempunyai keyakinan bahwa Indonesia juga pasti mampu melakukan hal yang sama bahkan lebih baik.