Perbedaan Antara BEP (Break Even Point) dengan Payback Period

Perbedaan Antara BEP (Break Even Point) dengan Payback Period

BEP (Titik Pulang Pokok) adalah keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Sebagai alat analisis untuk mengambil kebijakan dalam suatu perusahaan Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan. Sedangkan“Payback Period” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan.
Perbedaan antara BEP dan PBP terletak pada satuan jangka waktu uang dan data cash flow revenue dan cost. Contohnya adalah sebagai berikut . Suatu perusahaan membuka bisnis baju dan bisnis emas. Pada tahuun ketiga, kedua bisnis tersebut sudah balik modal. Berarti payback periodnya = 3 tahun. Bisnis ini layak atau tidak tergantung harapan pengusaha akan waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal. Perbedaan lainnya adalah, pada payback period tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi, dan tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai. PBP tidak seperti BEP yang selalu memperhitungkan nilai uang di masa depan (time value of money). Oleh karena itu analisis perhitungan BEP lebih tepat dibandingkan dengan analisis payback period.

PERHITUNGAN NILAI NPV BERDASARKAN CASH FLOW DIAGRAM

PERHITUNGAN NILAI NPV
BERDASARKAN CASH FLOW DIAGRAM

Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan untuuk membangun industri pengolahan pertanian, diketahui:
Dana investasi : Rp 35,000,000,- (dialokasikan selama 2 tahun)
Tahun persiapan Rp 20,000,000,-
Tahun pertama Rp 15,000,000,-
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun kedua dari pengembangan kontruksi

Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5,000,000,- pertahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1,
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian, Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10,000,000,- sedangkan pada tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1, Berdasarkan data diatas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari segi NPV denga diskon factor sebesar 18%?
JAWAB:
Untuk menghitung nialai NPV proyek tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

NPV= 11.115.000
Nilai NPV adalah 11.115.000 dengan nilai NPV ini adalah lebih dari satu, maka gagasan usaha proyek tersebut layak untuk diusahakan.

Catatan:
Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian.
Perkiraan beefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan proyeksi sejenis dimasa yangakan datang, perubahan teknologi, perubahan konsumen).
Karena dapat catatan untuk memperhatikan cash flow-nya maka dihitung mengunakan cash flow diagram
Perhitungan juga dapat dilihat mengunakan perhitungan dalam tabel 1,
Tabel 1. Persiapan perhitungan NPV

Nilai NPV adalah 11.115,73
Nilai NPV > 1, maka gagasan usaha proyek tersebut layak untuk diusahakan.

Perhitungan NVP dari cash outflow adalah sebagai berikut:


Maka nilai P bisa dihtung dengan mengunakan rumus pada tabel bunga, adalah sebagai berikut:
P = – 2.000 + (-15.000(P/F.i.n)) + (-5000(P/F.i.n)) + (-6000(P/A.i.n)) (P/F.i.n)
+ (-7000(P/A.i.n)) (P/F.i.n) + (-8000(P/F.i.n)) + (-9000(P/F.i.n))
+ (-10000(P/F.i.n)) + (-11000(P/F.i.n))
Maka dari tabel didapatkan nilai pengeluaranya adalah sebagai berikut:
P = -58.015.03
Perhitungan NVP dari cash in flow adalah sebagai berikut:



Dari cash in flow itu dapat kita hitung present velue proyek tersebut dengan rumus sebagai berikut:
P = 10.000 (P/F.i.n)) + (12.000 (P/F.i.n)) + (14.000 (P/F.i.n)) + (17.000 (P/F.i.n))
+ (21.000 ( (P/F.i.n)) + ( 25.000(P/F.i.n)) + (30.000 (P/F.i.n))
+ (-36.000 (P/F.i.n)) + (-43.000 (P/F.i.n))
Maka dari tabel diapatkan nilai present value d atas adalah
P = 69.078.3
Maka NPV = 69.078.3-58.015.03
= 11.063,27
Berdasarkan perhitungan di atas, ada perbedaan antara nilai yang dihitung menggunakan rumus bunga dengan perhitungan menggunakan rumus NPV . Hal itu disebabkan pada tabel pengeluaran pada tahun ke-3 dan ke-4 tidak dijadikan nilai present terlebih dahulu, tetapi langsung. Begitupun pada tahun ke-5 dan ke-6.

Great INVENTION, Guys !!!

Ketika anda melihat tayangan ini, maksebagian besar dari anda akan bpendapat : “Tak pernah terpikirkan oleh saya” . Silakan saksikan dan semoga bermanfaat guys :))

Tahukah anda Time Value of Money itu apa ????

Pernahkah kita menyadari bahwa uang yang sekarang tidak akan sama nilainya dengan nilai di masa depan ??? Jawabannya tentu  TIDAK . Sehingga dapat disimpulkan bahwa uang yang kita pegang saat ini nilainya lebih berharga dibandingkan dengan nilainya di masa depan.

Masih teringat di benak saya ketika saya masih menginjak Sekolah Dasar (SD) tahun 1999. Pada saat itu saya memiliki uang Rp 500 dan mampu membeli 5 bungkus makanan ringan beserta minumannya. Rasanya ‘jajan’ dengan uang sebesar itu saya merasakan rasa kenyang sama seperti makan nasi dengan lauk pauknya. Namun ketika kita buka mata kita di saat sekarang, uang Rp 500 mungkin hanya bisa kita gunakan untuk membeli 2 buah permen, sama sekali tidak menimbulkan perasaan kenyang bagi kita. Untuk membandingkan kedua angka yang berbeda itu, kita harus mencari kesetaraan nilai uang itu pada waktu yang sama. Kita bisa menggunakan waktu sekarang atau waktu satu tahun lagi. Jika kita menggunakan waktu yang akan datang, berarti kita harus membungakan uang yang diterima sekarang. Sebaliknya, jika kita menggunakan masa sekarang, kita harus mendiskon atau memotong uang yang akan diterima setahun lagi menggunakan faktor bunga. Tentu saja semuanya bergantung pada bunga yang berlaku.

Ternyata benar apa kata pepatah bahwa waktu adalah uang, time is money. Faktor waktu ternyata bisa mempengaruhi nilai uang yang kita miliki. Karena itulah muncul konsep nilai waktu uang atau time value of money. Setiap investor mesti memahami konsep ini karena ia menjadi salah satu dasar dalam investasi dan manajemen keuangan.

NILAI waktu uang atau time value of money adalah konsep yang menjabarkan bahwa uang yang tersedia pada saat ini lebih berharga dibandingkan uang dalam jumlah sama yang tersedia di masa yang akan datang. Soalnya, ada faktor bunga yang bisa membuat uang yang telah kita terima menjadi berbiak. Dus, semakin cepat uang itu kita terima, ia akan semakin berharga.

Jadi, sudah siapkan anda mengatur keuangan anda untuk ‘ancang-ancang’ perubahan nilai uang di masa depan ? Tunggu postingan selanjutnya mengenai perhitungan time value of money 🙂

Perhitungan Perkiraan Biaya Untuk Produksi Cookies Coklat

Cookies coklat

Biaya bahan langsung

No. Bahan-bahan Kebutuhan bahan Harga bahan (Rp)
Nama Bahan Satuan Per Produk Per Pesanan Satuan Keseluruhan
1. Gula halus kg 0,002 0,5 8000

4000

2. Coklat bubuk kg 0,003 0,25 7000

1750

3. Chocochip kg 0,001 0,3 5000

1500

4. Tepung terigu kg 0,004 1 10000

10000

5. Mentega kg 0,004 0,9 8500

7650

6. Telur kg 0,001 0,25 8000

2000

7. Maizena kg 0,0006 0,15 7500

1125

7. Toples buah 0,0125 3 1500

4500

8. Kertas minyak buah 1 240 25

6000

Jumlah biaya bahan langsung 38525

Biaya Buruh Langsung

No. Jenis Pekerjaan Kebutuhan Buruh (jam orang) Upah buruh (Rp)
Per Produk Per Pesanan Per Jam-orang Keseluruhan
1 Buruh belanja 1 240 50 12000
2 Pembuat cookies 1 240 50 12000
3 Pelayan di toko cookies 1 240 50 12000
Jumlah biaya buruh langsung 36000

Biaya Tak Langsung Pabrik

No. Jenis  Biaya Biaya Dasar (Rp) Biaya Tambahan Jumlah  (Rp)
Perjam orang Perpesanan
1. Bahan tak langsung 40000 20 4800 44800
2. Buruh tak langsung
3. Biaya lainnya 40000 10 2400 42400
Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik 91200

Biaya Komersial

No. Jenis Biaya Biaya Dasar (Rp) Biaya Tambahan (Rp) Jumlah  (Rp)
Per Produk Per pesanan
1. Biaya Pemasaran 50000 10 2400 52400
2. Biaya administrasi 10000 5 1200 11200
Jumlah Biaya Komersial 63600

 

Perincian Biaya Pembuatan Cookies Coklat

Komponen Biaya Jumlah (Rp)
Biaya Langsung 38525
Biaya Buruh Langsung 36000

Biaya Primer

74525
Biaya Tak Langsung 91200

Biaya Produksi

165725
Biaya Komersial 63600

Harga Pokok Produk Per Pesanan

229325

Harga pokok produk per satuan

955,5

Bila keuntungan kotor sebesar 30% dari harga pokok.

Keuntungan kotor = 30% X 955,5 = 286,6

Pajak penjualan adalah 10% dari harga jual produk. Harga jual produk tersebut adalah sebesar = 955,5 + 286,6 =1242,1

Pajak Penjualan = 10% X 1242,1= 124,2

Keuntungan

Setelah Pajak = 1242,1 – 955,5 – 124,2 = 162,4

Resume buku “Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia”

Judul Buku : Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrorechnopreneur Indonesia

Penulis : E. Gumbira Sa’id

Penerbit : IPB Press

Istilah agrotechnopreneur baru muncul di awal tahun 2000-an sebagai respon atas maraknya penggunaan istilah technopreneur di bidang bisnis berbasis teknologi. Agropreneurship adalah berbagai upaya yang dilakukan pihak-pihak khususnya wirausaha dalam memanfaatkan peluang industri agribisnis (Brathwaite, 2009).

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga cukup banyak ditemukan individu yang berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, para petani dan calon agropreneur harus memiliki cara berpikir dan bertindak sebagai wirausahawan. Pemikiran wirausaha akan membantu mereka mengembangkan kesadaran terhadap berbagai peluang bisnis yang terbuka luas, dan keyakinan untuk membangun keberhasilan untuk mencapainya. Salah satu contoh petani yang sukses yaitu para petani di bagian selatan Taiwan, terutama Kaoshiung. Mereka adalah golongan manusia terkaya yang kemungkinan besar jati dirinya adalah petani. Begitu juga dengan petani di Provinsi Oita, Jepang, yang petaninya berhasil hidup dengan sejahtera. Mereka memiliki gerakan pemberdayaan pertanian dan hasil alam yang sangat menunjang bagi kemajuan negaranya. Hal yang dapat dilakukan untuk menunjang keberhasilan menjadi agropreneur salah satunya adalah melakukan riset dengan mengumpulkan berbagai rujukan tentang cerita keberhasilan dan kiat-kiat para agropreneur terdahulu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan bisnis global menjadi semakin kompetitif ditambah dengan keterbatasan sumber daya serta implementasi berbagai kebijakan pemerintah atau kelompok pemerintah dalam skala internasional, regional, maupun lokal telah menarik masyarakat dunia. Untuk menghadapinya, kitra perlu suatu strategi yang tepat dan dapat diintegrasikan pada industri-industri manufaktur. Berikut ini ada yang disebut dengan adaptasi sembilan elemen kunci ekoefisiensi yang dapat meningkatkan daya saing global diantaranya : aspek-aspek kepemimpinan (leadership), kemampuan untuk meninjau ke depan (foresight), budaya perusahaan atau bisnis yang mendukung (corporate culture), teknik manajemen (management tools), daur hidup manajemen (life cycle management), riset dan pengembangan, proses produksi dan operasi, aspek pemasaran, serta layanan purna jual dan pemanfaatan kembali limbah.

Selain 9 faktor di atas, kita juga perlu memiliki bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta berinovasi untuk menghadapi persaingan global. Salah satu negara yang bisa dikatakan sukses dalam hal inovasi yaitu negara Malaysia dengan produk bisnis halalnya. Pemerintah Malaysia menjadikan negaranya sebagai pusat pangan halal internasional pada tahun 2010. Bisnis tersebut meningkatkan pangsa pasar halal dunia dari 1% menjadi 5% pada tahun 2010.

Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kita juga ingin melakukan suatu inovasi yang dapat memberikan kemajuan bangsa Indonesia. Ada beberapa tokoh agrotechnopreneur Indonesia yang patut kita contoh usaha dan strateginya, diantaranya adalah Bob Sadino, Danny K. Rusli, dan Tatang Hadinata.

Bob Sadino

Bob Sadino bukan hanya seorang pionir agribisnis, tetapi juga seorang mentor bagi para pelaku bisnis di Indonesia. Dengan ketekunannya, ia bersama istrinya berhasil membangun supermarket kem Chicks yang menjual beragam produk agribisnis dan agroindustri dengan mutu tertinggi. Strategi beliau yaitu dimulai dengan mencari apa yang diinginkan pasar, bukan menanam lahan yang belum tentu ada pasarnya. Hal inilah yang mengantarkan beliau kepada kesuksesan selain usaha dan ketekunan.

Danny K. Rusli

            Beliau merupakan perintis bisnis aerofonik di Indonesia yang sukses dimana proses aerofonik tersebut terjadi di rumah kaca. Hal ini merupakan inovasi bisnis yang cukup berperan dalam kemajuan IPTEK indonesia.

Tatang Hadinata

Beliau merupakan lulusan teknik sipil yang mulai bisnisnya dengan menanam melon pada tahun 1983 di pasir muncang, Megamendung, Borgol. Ia adalah seorang agropreneurship yang inofatif dan loyal kepada lingkungannya. Pendiri dan pemilik P.T. Saung Mirwan ini membudidayakan sayuran eksotik yang bermutu tinggi dan dikonsumsi oleh kalangan menengak ke atas.

Paparan di atas tentunya dapat kita jadikan sebagai inspirasi motivasi untuk selalu berinovasi. Walaupun para agropreneur di negara lain pada kenyataannya sudah jauh lebih baik daripada Indonesia, kita harus mempunyai keyakinan bahwa Indonesia juga pasti mampu melakukan hal yang sama bahkan lebih baik.